Sobat ngapak dan semua webiner yang
setia update di Serba-Serbi Banyumas. . . kali ini aku akan ajak sobat semua lebih
mendalami dunia per-Banyumasan. . hahahaha. . .
oke sob. . . dari awal banget aku udah
janji nggak akan ada bosennya ngenalin ke-khasan daerah ku yaitu Banyumas.. Sobat
semua ada yang dari luar Banyumas nggak nih. . . bagi-bagi dong serba-serbinya
biar nggak cuma sobat aja yang makin cinta Banyumas, tapi aku juga pengen tau juga
tentang serba-serbi daerah kalian. . . .
|
Seni Ebeg Banyumasan |
Baiklah. . . berhubung janji udah
terucap jadi langsung aja ni. . . aku ajak kalian bermain adegan seru, tapi
tenang aja sob nggak berbahaya kok. . seru loh. . mau tau kan, namanya EBEG
alias KUDA LUMPING, permainan ini hanya dimiliki oleh Banyumas, di luar negeri
sana nggak bakal ada sob. . . . . makin penasaran kan….. ayoooo. . . . langsung
aja kita simak di sini. . .
Ebeg adalah jenis tarian rakyat
yang berkembang di wilayah Banyumasan. Di daerah lain dikenal dengan nama kuda
lumping atau jaran kepang, ada juga yang menyebutnya jathilan di Yogyakarta atau
juga reog di Jawa Timur.
Tarian ini disebut ebeg karena
tentunya menggunakan “ebeg” yaitu anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda
berwarna hitam atau putih dan diberi kerincingan. Penarinya mengenakan celana
panjang dilapisi kain batik sebatas lutut dan berkacamata hitam, mengenakan
mahkota dan sumping ditelinganya. Pada kedua pergelangan tangan dan kaki
dipasangi gelang-gelang kerincingan sehingga gerakan tangan dan kaki penari
ebeg selalu dibarengi dengan bunyi kerincingan. Jumlah penari ebeg 8 orang atau
lebih, 2 orang berperan sebagai penthul-tembem, seorang berperan sebagai
pemimpin atau dalang, 7 orang lagi sebagai penabuh gamelan, jadi satu grup ebeg
bisa beranggotakan 18 orang atau lebih. Semua penari menggunakan alat bantu
ebeg sedangkan penthul-tembem memakai topeng.
|
Aksi Para Pemain Ebeg |
Tarian ebeg ini termasuk jenis
tari massal, pertunjukannya memerlukan tempat pagelaran yang cukup luas seperti
lapangan atau pelataran/halaman rumah yang cukup luas. Waktu pertunjukan umumnya
siang hari dengan durasi antara 1 – 4 jam. Peralatan untuk Gendhing pengiring
yang dipergunakan antara lain kendang, saron, kenong, gong dan terompet. Selain
peralatan Gendhing dan tari, ada juga ubarampe (sesaji) yang mesti disediakan
berupa bunga-bungaan, pisang raja dan pisang mas, kelapa muda (dawegan), jajanan
pasar, dan lain-lain.
Untuk mengiringi tarian ini selalu
digunakan lagu-lagu irama Banyumasan seperti ricik-ricik, gudril, blendrong,
lung gadung, dan lain-lain. Yang unik, di saat pagelaran yaitu saat terjadinya trans
(kerasukan/mendem) para pemainnya biasa memakan pecahan kaca (beling) atau
barang tajam lainnya, mengupas kelapa dengan gigi, makan padi dari tangkainya, bara
api, dan lain-lain. Sehingga menunjukkan kekuatan ke-Satria-nya. . Pas
banget tuh buat slogan kota ku “Banyumas Satria”. . :)
Itu dulu ya sob yg bisa q bagi buat kalian.
. . pokoknya kalo sobat pengen tau banyak tentang daerah ku datang aja ke rumah
ku pasti akan aku sambut kalian dengan senang riang gembira. . .haha…. jangan
lupa juga ya sob buat ikutin terus updet-an info tentang Banyumasnya
di sini http://nasyiatun.blogspot.com.
Salam. . . .