Jun 2, 2012


Sobat ngapak dan semua webiner yang setia update di Serba-Serbi Banyumas. . . kali ini aku akan ajak sobat semua lebih mendalami dunia per-Banyumasan. . hahahaha. . .
oke sob. . . dari awal banget aku udah janji nggak akan ada bosennya ngenalin ke-khasan daerah ku yaitu Banyumas.. Sobat semua ada yang dari luar Banyumas nggak nih. . . bagi-bagi dong serba-serbinya biar nggak cuma sobat aja yang makin cinta Banyumas, tapi aku juga pengen tau juga tentang serba-serbi daerah kalian. . . .
Seni Ebeg Banyumasan
Baiklah. . . berhubung janji udah terucap jadi langsung aja ni. . . aku ajak kalian bermain adegan seru, tapi tenang aja sob nggak berbahaya kok. . seru loh. . mau tau kan, namanya EBEG alias KUDA LUMPING, permainan ini hanya dimiliki oleh Banyumas, di luar negeri sana nggak bakal ada sob. . . . . makin penasaran kan….. ayoooo. . . . langsung aja kita simak di sini. . .
Ebeg adalah jenis tarian rakyat yang berkembang di wilayah Banyumasan. Di daerah lain dikenal dengan nama kuda lumping atau jaran kepang, ada juga yang menyebutnya jathilan di Yogyakarta atau juga reog di Jawa Timur.
Tarian ini disebut ebeg karena tentunya menggunakan “ebeg” yaitu anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda berwarna hitam atau putih dan diberi kerincingan. Penarinya mengenakan celana panjang dilapisi kain batik sebatas lutut dan berkacamata hitam, mengenakan mahkota dan sumping ditelinganya. Pada kedua pergelangan tangan dan kaki dipasangi gelang-gelang kerincingan sehingga gerakan tangan dan kaki penari ebeg selalu dibarengi dengan bunyi kerincingan. Jumlah penari ebeg 8 orang atau lebih, 2 orang berperan sebagai penthul-tembem, seorang berperan sebagai pemimpin atau dalang, 7 orang lagi sebagai penabuh gamelan, jadi satu grup ebeg bisa beranggotakan 18 orang atau lebih. Semua penari menggunakan alat bantu ebeg sedangkan penthul-tembem memakai topeng.
Aksi Para Pemain Ebeg
Tarian ebeg ini termasuk jenis tari massal, pertunjukannya memerlukan tempat pagelaran yang cukup luas seperti lapangan atau pelataran/halaman rumah yang cukup luas. Waktu pertunjukan umumnya siang hari dengan durasi antara 1 – 4 jam. Peralatan untuk Gendhing pengiring yang dipergunakan antara lain kendang, saron, kenong, gong dan terompet. Selain peralatan Gendhing dan tari, ada juga ubarampe (sesaji) yang mesti disediakan berupa bunga-bungaan, pisang raja dan pisang mas, kelapa muda (dawegan), jajanan pasar, dan lain-lain.
Untuk mengiringi tarian ini selalu digunakan lagu-lagu irama Banyumasan seperti ricik-ricik, gudril, blendrong, lung gadung, dan lain-lain. Yang unik, di saat pagelaran yaitu saat terjadinya trans (kerasukan/mendem) para pemainnya biasa memakan pecahan kaca (beling) atau barang tajam lainnya, mengupas kelapa dengan gigi, makan padi dari tangkainya, bara api, dan lain-lain. Sehingga menunjukkan kekuatan ke-Satria-nya. . Pas banget tuh buat slogan kota ku “Banyumas Satria”. . :)
Itu dulu ya sob yg bisa q bagi buat kalian. . . pokoknya kalo sobat pengen tau banyak tentang daerah ku datang aja ke rumah ku pasti akan aku sambut kalian dengan senang riang gembira. . .haha…. jangan lupa juga ya sob buat ikutin terus updet-an info tentang Banyumasnya di sini http://nasyiatun.blogspot.com.
Salam. . . .
Posted by Nasyiatun Niswah On 7:51 PM No comments

0 komentar:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Labels